HEMATOLOGI
Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
marfologi darah dan jaringan pembentuk darah. Darah
merupakan komponen penting dalam penilaian kondisi fisiologis tubuh. Darah terdiri dari plasma
dan sel darah. Sel darah meliputi eritrosit, leukosit, dan trombosit. . Darah
berfungsi untuk mengedarkan substansi yang masuk ke dalam tubuh maupun yang dihasilkan
tubuh dari proses-proses metabolisme (Mitruka dan Rawnsley, 1981).
1.
Eritrosit
Eritrosit mamalia memiliki diameter rata-rata sebesar 7,5 µm.
Eritrosit merupakan sel cakram tak berinti berbentuk bikonkaf dengan pinggiran
sirkuler yang tebalnya sekitar 1,5 µm dan pusatnya tipis. Salah satu penyebab
naiknya jumlah eritrosit adalah meningkatnya suhu tubuh, dikarenakan dengan
suhu tubuh yang meningkat akan menyebabkan aktivitas penyerapan oksigen
meningkat
2.
Leukosit
Leukosit merupakan sel darah yang memiliki inti. Leukosit
memiliki ukuran sel yang lebih besar, tetapi jumlah yang lebih sedikit
dibandingkan dengan eritrosit. Leukosit berfungsi sebagai sistem pertahanan
tubuh terhadap agen infeksi yang cepat dan kuat. Sistem pertahanan tersebut dilakukan
dengan cara menghancurkan antigen melalui fagositosis atau pembentukan
antibodi.
3.
Neutrofil
Neutrofil berperan dalam respon imun bawaan. Neutrofil
memiliki masa hidup singkat yaitu sekitar 10 jam dalam sirkulasi. Granula pada
neutrofil tidak bewarna, mempunyai inti sel yang terangkai (kadang terpisah),
dan banyak terdapat granula pada protoplasmanya (Handayani dan Haribowo, 2008)
4. Limfosit
Limfosit berperan dalam respon imun adaptif. Terdapat dua
jenis utama limfosit yaitu limfosit T (sel T) dan limfosit B (sel B) yang
bersirkulasi dalam darah dan limfa. Kedua jenis limfosit tersebut melakukan
respons pertahanan terhadap antigen yang berbeda tetapi saling melengkapi. Sel
B akan mensekresi protein yaitu antibodi ketika terdapat antigen. Sel B dan sel
T dapat mengenali antigen secara spesifik karena adanya reseptor antigen yang
terikat pada membran plasma. Sel T umumnya bermigrasi ke kelenjar limfa
perifer. Limfosit T dalam organ limfoid sekunder akan berkembang menjadi sel T
helper (Th) atau T cytotoxic (Tc). Sel Th akan berinteraksi dengan antigen yang
disajikan oleh APC (Antigen Presenting Cell).
5. Trombosit
Trombosit merupakan komponen sel darah yang tidak memiliki nukleus
. Trombosit dihasilkan oleh megakariosit dalam sumsum tulang, memiliki bentuk
cakram bikonveks apabila dalam keadaan tidak aktif.
JENIS JENIS OBAT DALAM HEMATOLOGI
A. Antikoagulan
Antikoagulan dapat digunakan untuk mencegah pembekuan
darah dengan jalan menghambat pembentukan atau menghambat fungsi beberapa faktor
pembekuan darah. Atas dasar ini antikongulan diperlukan untuk mencegah
terbentuk dan meluasnya trombus dan emboli, maupun untuk mencegah bekunya darah
di luar tubuh pada pemeriksaan laboratorium atau tranfusi.
1.
Heparin
Indikasi:
pengobatan
trombosis vena-dalam dan embolisme paru, angina tidak stabil, profilaksis pada
bedah umum, infark miokard.
Efek
Samping:
perdarahan
(lihat keterangan di atas), nekrosis kulit, trombositopenia (lihat keterangan
di atas), hiperkalsemia (lihat keterangan di atas), reaksi hipersensitivitas
(urtikaria, angiodema, dan anafilaksis); osteoforisis setelah penggunaan jangka
panjang (dan jarang terjadi alopesia).
Dosis:
Pengobatan
trombosis vena-dalam dan embolisme paru, secara injeksi intravena, dosis muatan
5000 unit (10.000 unit pada embolisme paru yang berat) diikuti dengan infus
berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau secaara injeksi subkutan 15.000 unit
setiap 12 jam (pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap hari).
2.
Warfarin
Indikasi:
profilaksis
embolisasi pada penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium; profilaksis
setelah pemasangan katup jantung prostetik; profilaksis dan pengobatan
trombosis vena dan embolisme paru; serangan iskemik serebral yang transien.
Efek
Samping:
perdarahan;
hipersensitivitas, ruam kulit, alopesia, diare, hematokrit turun, nekrosis
kulit, purple toes, sakit kuning, disfungsi hati; mual, muntah, pankreatitis.
Dosis:
Pemberian
warfarin harus diukur berdasarkan penetapan "quick onestage prothrombin time"
atau thrombotest. Tingkat lazim untuk terapi antikougulan penunjang adalah 2
kali lebih besar atau lebih kecil dari "normal quick one-stage
prothrombin time" atau 15-30% nilai normal pada "converted cougulation activity" atau kurang lebih
10% dari normal pada thrombotest.
Dosis
yang lazim pada orang dewasa adalah 10 mg sehari selama 2 sampai 4 hari dengan
penyesuaian setiap hari berdasarkan hasil penetapan waktu protombin, terapi
lanjutan dengan dosis penunjang 2-10 mg sekali sehari
B.
ANTIPLATELET
Obat anti platelet secara singkat adalah obat-obatan yang
menghambat adanya agregasi platelet dan pembentukan thrombus dalam tubuh. Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi
platelet, sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri,
dimana antikoagulan kurang dapat berperan.
1. Dipiramidol
Indikasi:
sebagai tambahan antikoagulan oral untuk tujuan
profilaksis tromboembolisme pada katup jantung prostetik.
Efek Samping:
efek saluran cerna, pusing, mialgia, sakit kepala
berdenyut, hipotensi, muka merah dan panas, takikardi; penyakit jantung koroner
memburuk, reaksi hipersensitifitas (ruam kulit, urtikaria), bronkospasma dan
angioedema berat; pendarahan meningkat selama dan setelah pembedahan;
trombositopenia.
Dosis:
oral, 300-600 mg sehari dalam 3-4 dosis terbagi
sebelum makan
2. Asetosal
Indikasi:
profilaksis penyakit serebrovaskuler atau infark
miokard.
Efek Samping:
bronkospasme; perdarahan saluran cerna (kadang-kadang
parah), juga perdarahan lain (misal subkonjungtiva).
Pertanyaan :
1.
Bagaimana mekanisme
obat antikoagulan ?
2.
Bagaimana
mekanisme obat antiplatelet ?
3.
Bagaimana interaksi
obat antikoagulan ?
Handayani, W dan Haribowo, A.S 2008. “Buku Ajar Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi”. Salemba medika:
Jakarta.
Mitruka, B.M. dan Rawnsley, H.M. 1981. Clinical Biochemical
and Hematological Reference values in Normal Experimental Animal and Normal
Humans. 2nd Ed. Year Book Medical Publisher Inc., Chicago. Pp. 81-83.